Java - Indonesian


Kamis, 22 November 2012

Kosong..

Pernahkah kau merasa?
tidak pernah merasa sepi?
Pernahkah kau merasa?
tidak pernah merasa sunyi?
aku tak pernah..
aku selalu.. merasakannya
Kosong..

Pernahkah Kau terbangun dan merasa semua semu?
Pernahkah kau inginkan lari dari dirimu, kini..
Itulah aku..
aku selalu merasakannya..
Kosong..

Senin, 05 November 2012

Alfannu + Batari

    Ya! Alfannu dan Batari.. 
Dua sejoli ini memiliki wajah yang nyaris sama, mirip, kembar
berawal dari pertemuan mereka di suatu tempat yang tak dapat di temukan di kehidupan dikehidupan nyata, tak terjamah..
dan hanya mereka.. yang bisa..
      Fanu adalah sosok lelaki yang sangat sempurna di mata Tari,
 ia sangat mengagungkan Fanu dimana Fanu adalah Kekasih hati Tari
begitupula dengan Tari, perempuan yang sangat dicintai Fanu, walau terkadang Tari sering membuat kegaduhan pada Fanu. namun Cinta mereka tetap terjaga, tak ada yang dapat memisahkan, dan diperkuat dengan janji-janji mereka yang tak akan pernah meninggalkan, saling melengkapi.
Sekalipun cinta mereka di tentang oleh Kedua orangtua Tari, namun keteguhan Tari 
tidak pernah goyah untuk tetap hidup bersama Fanu, sekalipun Tari harus mati ditangan orangtuanya sendiri. 
sebelumnya Tari telah dijodohkan oleh putra dari kerabat ayahnya, namun Tari menolak
berkali-kali ia di bujuk, namun tetap saja ia pada pendirian yang kuat..
dalam janjinya yang akan sehidup semati dengan Fanu.
      Malam itu, Ayah Tari datang membawa rombongan keluarga yang ingin dijadikan besan
oleh keluarganya. dan kala itu Tari dipertemukan oleh lelaki yang tak dikenal, 
yang sebenarnya itu adalah lelaki yang akan di jodohkan oleh orangtuanya.
dilihatnya lelaki itu dengan penuh kesinisan, Tari sangat tak suka. 
ia merasa hidupnya seperti dalam bermain drama yang sudah di skenario
oleh sang sutradara, yang harus menuruti perintah-perintahnya
dalam menjalani peran.
Setiap harinya batin Tari sangat tertekan, dengan bujukan-bujukan yang selalu ia 
temui setiap berganti hari..
nyaris Gila dibuatnya, Tari bahkan hampir sudah putus asa dalam memerankan
peran yang harus di lakoninya
Tari merasa , semuanya telah ingkar. tak ada satupun yang membelanya
untuk membebaskan diri dari kecaman itu. sampai ia mati rasa.
setiap tolakan yang Tari lontarkan, ia selalu mendapat hadiah berupa cambukan
dan itu ia dapat berulang-ulang kali, sampai ia mengeluarkan senyuman yang sangat manis yang didalamnya terdapat arti bahwa ia sangat terpukul, bukan hanya fisiknya
namun juga hatinya.
setiap malam, ia selalu berbincang pada bintang.. dengan menggunakan teropong yang
ia dapat dari Kakeknya yang kini telah tiada,,
ia selalu menuliskan kata pada dinding kamar, setiap usai perbincangan malamnya.
"mungkin aku telah mati rasa, aku takkan bisa merasakan apa-apa kecuali padamu yang bersinar yang selalu setia menemani malam-malamku yang kelam" begitu tuturnya dalam
hati yang kemudian ia tuliskan pada sudut dinding kamarnya
Tari memang beranggapan bahwa ia hidup berkesendirian, 
hanya menganggap malam sebagai teman
tidur lelapnya, dan pagi sebagai sahabat yang selalu membangunkan ia dari 
mimpi-mimpi.
tekanan dalam batinnya kini sudah mendarah daging, ia sudah tidak mengiharukan
lagi apa yang telah direncakan dan takdir yang diterimanya, sejatinya Batari adalah 
Wanita Tegar, kuat, ia pun bisa berontak jika ia sudah merasa terancam
dan tidak dihargai.
namun setelah sekian lama kini ia melemah, tak punya pilihan, tak punya pelindung
ia sendiri, dengan kekuatannya yang tak seberapa.
sampai akhirnya di suatu tempat yang tak bisa dijamah, ia bertemu lelaki
ya.. Alfannu namanya.. yang kini menjadi kekasih hati Batari.
Fanu, begitu panggilan akrabnya oleh Tari.
tak butuh waktu lama bagi Tari untuk menjadikannya tambatan hati. ia merasa sangat 
nyaman jika sudah berada di samping Fanu, merasa seperti dirumah ,
ya! "feels like home.."
begitu yang dirasanya..
Alfannu adalah seorang pelukis, ia sangat mencintai seni. begitupun Tari, ia dilahirkan
dalam lingkungan seni, Ibunya adalah seorang penari, yang kemudian diturunkan pada anak-anaknya sampai saat ini, termasuk Tari.
namun hubungan Fanu dengan Tari tak diketahui sama sekali oleh orangtua Tari
seperti tikus yang bersembunyi dari cengkraman kucing..
waktu demi waktu pun begulir.. sudah sekian lama tak terhitung berapa banyak
hari yang telah Tari habiskan dengan Fanu. Hanya berdua, menjalin kasih.. berbagi
suka duka.. tawa, canda, tangis,amarah, semuanya telah mereka rasakan dan lewati bersama
Jarak tak berarti apa-apa bagi mereka.. tak bisa mengalahkan segala apa yang di laluinya
hingga akhirnya orangtua Tari mengetahui kedekatan hubungan mereka..
dipanggillah Tari untuk menghadap orangtuanya,, ayahnya murka..
tak merestui hubungan keduanya, karna telah dijanjikan Tari akan dinikahkan
oleh yang sudah ditetapkan, dan lagi-lagi Tari menolak karna setiap alasan yang
ia lontarkan tak pernah digubris bahwa ia ingin hidup dengan lelaki yg ia cintai.
yang lebih membuatnya murka, Tari menyatakan bahwa ia tengah mengandung anak dari Fanu, seperti sambaran petir, kembali Tari mendapat cambukan, namun Tari tak 
bisa merasakan cambukan itu, ia tak merasakan apa-apa
tak juga merasakan kesakitan.
dipanggilah Fanu untuk menhadap ayah Tari. 
ketika ayahnya menanyakan perihal kehamilan Tari, Fanu tak mengakui
bahwa ia telah menghamili Tari, karna memang Fanu tak melakukannya.
Tari kecewa atas pernyataan Fanu, 
"kenapa kau tidak mengiyakan pernyataanku? kau tak mau menikah denganku?"
ucap Tari dengan nada pedih disertai tangisan
"kau bodoh! mengapa harus seperti itu?" jawab Fanu
"aku tidak punya alasan lain lagi, itu alasan terakhirku agar kita direstui"
"tapi bukan seperti itu caramu!!!" Fanu dengan nada marah
Tari hanya menangis, Fanu berlalu perlahan.. ia pergi meninggalkan rumah Tari

"aku merasa tak ada yang melindungiku, untuk apa lagi aku disini" Tari yang kala
itu putus asa dan merasakan perih yang teramat dalam atas apa yang terjadi
padanya

Tari kemudian pergi ke tempat Fanu, namun ia tak mendapati Fanu berada disitu
Tari semakin putus asa, tangisannya sudah tak bisa dibendung lagi
ia sangat membutuhkan Fanu, untuk bersandar..
tak lama ia menuliskan sepucuk surat untuk Fanu..
"Sayangku, siksaan ini tak ada artinya bagiku
dibanding aku harus kehilanganmu atas salah yang kuperbuat
mungkin caraku salah melakukan ini
tapi.. aku yakin takkan kehilangan cintamu walau kau menghilang
ragamu boleh pergi, tapi cintamu takkan pergi dari hati ini, kunci untuk
membuka hatikupun hilang entah kemana, kau akan tetap tinggal disini, dihatiku
sekalipun nanti, ketika kau temukan aku sudah tak bernyawa lagi, cinta ini
akan tetap hidup untuk memperhatikan setiap gerak gerikmu,
tersenyumlah untuk bahagiaku..
aku.... mencintaimu.... lebih...."


malam hari ketika Fanu pulang ke tempatnya, ia mendapati pintu yang terbuka seperti
ada seseorang yang telah memasuki kamarnya
didapatinya surat dari Tari, yg kemudian ia baca.
seketika itu Fanu bergegas menuju rumah Tari, dengan memberanikan diri bertemu orangtua Tari, dengan pebuh harapan
ia ingin meminta Tari untuk dijadikan pendamping hidup Fanu.
namun sesampainya di rumah Tari, ia melihat sekerumunan orang yang tengah duduk
di teras rumah Tari, ia melihat sekelebat seperti bendera kuning.
Fanu masih tak paham apa yang terjadi di rumah Tari, ia lalu menghampiri
dan tak diduga, di dalam ruangan rumah Tari, ia mendengar isak tangis keluarga
dan sebagian besar yang melafadzkan ayat-ayat al-Quran
Ibunya berteriak memanggil nama Tari sembari mengusap-usap wajah yang
tertutupi kain putih
Fanu mendekati siapa wajah yang Ibunya usap-usap itu, perasaanya sudah tak enak
tak karuan.. seketika ia buka kain putih itu
yang ia lihat wajah cantik Tari yang sangat Pucat sudah tak bernyawa
Fanu terkejut melihat Perempuan yang sangat dicintainya sudah terbujur kaku
Tari meninggal, setelah berlalu dari tempat Fanu..
ia tertabrak container, mengalami luka berat.. belum sempat sampai di Rumah Sakit
ia sudah menghela nafas panjang untuk yang terakhir kalinya
begitu pilu atas kepergian Tari, Ayahnya meronta, murka
begitu dalam penyesalan atas kepergian Putri terakhirnya, ia menyalahkan diri..
berkali-kali ia tak sadarkan diri, kembali meronta.. ingin Tari kembali
namun.. Nasi sudah menjadi bubur..
semua mimpi-mimpi Tari terkubur bersama jasadnya
Fanu pun sangat terpukul dengan kepergian kekasihnya
namun,,, Tari masih tetap dapat memperhatikan Fanu
Fanu pun yakin bahwa Tari masih hidup dan akan tetap hidup..
di hatinya..
berbisik Tari pada Fanu yang memeluk pusara makam Tari 
"aku masih mampu untuk menemanimu sayang,selamanya.. "
Fanu pun menjawab "ya! sampai kita dipertemukan kembali pada kehidupan yang takkan ditemui dikehidupan nyata"
Fanu merasakan kehadiran Tari, dan setiap harinya Fanu selalu tersenyum untuk Tari.. ia yakin Tari selalu ada disampingnya... karna ketulusan Cinta..